Sejarah Jurusan Broadcasting Televisi Awalnya jurusan Broadcasting adanya jurusan sinematografi dibawah fakultas Fakultas Seni Rupa dan Disain, sejarah terus berubah dan pada awal tahun 1990-an justru jurusan film dan televisi menjadi fakultas tersendiri.
Dunia Broadcasting televisi terus berkembang sangat cepat di tahun 2002 Akademi Komunikasi BSI pun membuka jurusan spesialis broadcasting dengan pembidangan broadcasting radio dan televisi. Sampai menjamah ke Perguruan Tinggi yang lain pun ikut mendirikan jurusan broadcasting pertelevisian.
Tak mau kalah dengan PT (Perguruan Tinggi), di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan pun muncul jurusan broadcasting pertelevisian tepatnya di tahun 2003, munculnya SMK Broadcast tv di Indonesia merupakan fenomena tersendiri, kehadirannya seperti dianaktirikan.
Tetapi kini menjadi tren tersendiri untuk kalangan remaja yang baru saja menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) atau bagi mereka para pelajar yang sudah memasuki SMA/MA. Animo mereka sangat besar untuk memasuki dunia broadcasting pertelevisian. Tak hanya itu, hal ini juga merupakan bagian dari membentuk para profesional broadcast tv yang sanggup mengkritisi zaman dan menegakkan nilai-nilai kearifan lokal.
Dunia atau media siaran (elektronik dan cetak) mempunyai fungsi sebagai pilar ke empat demokrasi. Tak hanya itu, ia juga merupakan alat penyampai informasi ke dan dari masyarakat kepada khalayak (mass media) secara efektif dan efisien. Untuk bisa mencapai sasaran yang terarah dan pasti pengembangan SMK Broadcast Pertelevisian harus terpadu dan terarah.
Dengan fokus pembelajarannya adalah meliputi 8 bidang mata diklat yaitu :
- Fotografi
- Manajemen Produksi
- Penulisan Nasakah TV
- Videografi (Tata Kamera dan Tata cahaya)
- Tata Artistik
- Penyutradaraan
- Tata Suara dan
- Editing
8 bidang ini yaitu untuk peserta didik supaya belajar secara maksimal dibidang jurusan broadcasting pertelevisian yaitu membuat program acara televisi (Drama, Nondrama, dan News dan Sport) bukan membuat pemancar televisi.